Judul: Melacak Sejarah Pemikiran Agraria
Penulis: Ahmad Nashih Luthfi
Penerbit: STPN Press
Tebal: 347 Halaman
kondisi: Baru
Harga: Rp. 80.000,00
Pemesanan
: sms 089666935968/ pin BB: 321BDDAB
Buku ini menyediakan cara merekonstruksi satu mazhab
pemikiran agraria Indonesia yang orsinil dan pernah sangat berpengaruh
dalam dunia akademik, kebijakan pemerintah, dan gerakan sosial pada
masanya. Buku ini secara apik mampu
menjelaskannya melalui penelusuran riwayat hidup pemulainya, andil dari
karya-karya mereka, dan konteks dimana mereka berkiprah.
Persoalan agraria yang Indonesia hadapi sekarang ini bukan sekedar menuntut kerja yang lebih keras dan lebih banyak. Lebih dari itu, diperlukan cara yang lebih baik dan segar untuk mengerti masalah agrarian yang telah diungkap, dan juga tentunya yang tidak atau belum mau/sanggup/boleh ter(di)ungkap. Masalah agraria ini tak bisa dilepaskan dari tali-temali perkembangan kapitalisme global-lokal yang tidak sama antara satu tempat dengan tempat lainnya. Hal itu mencakup perluasan pasar tanah melalui formalisasi dan pembentukan hak milik tanah dan pengaturan transasksi tanah; deagrarianisasi dan urbanisasi yang membuat desa menjadi wilayah masa lampau; dipaksa masuknya tanah dan kekayaan alam dan penduduk pekerja laki-perempuan dalam sirkuit produksi makanan, enerji, dan barang dagangan lain, dan juga bentuk-bentuk baru pengkawasan konservasi alam, dalam skala yang tak terbayangkan sebelumnya; dan perjuangan akses, kontrol, dan komando atas tanah dan kekayaan alam yang sekaligus merupakan bagian dari upaya penataan kembali hubungan negara, warga negara, dan bisnis-bisnis raksasa.
Bagi para Agrarista, yakni mereka yang menjadi pengusung agenda Reforma Agraria, buku ini wajib dipelajari, termasuk untuk mendapatkan inspirasi. Saya sendiri menikmatinya sebagai suatu pertemuan intelektual yang amat mengasyikan, terutama untuk memikirkan batas-batas dan cara bagaimana para guru yang berumah di lembaga akademis dapat berkiprah dalam mengungkap dan menganalisa kenyataan hidup rakyat pedesaan, menyuarakan kritik, dan menyampaikan gagasan perubahan yang layak untuk ditempuh.
Noer Fauzi Rachman, Ph. D.
Aktivis-scholar Agraria
Persoalan agraria yang Indonesia hadapi sekarang ini bukan sekedar menuntut kerja yang lebih keras dan lebih banyak. Lebih dari itu, diperlukan cara yang lebih baik dan segar untuk mengerti masalah agrarian yang telah diungkap, dan juga tentunya yang tidak atau belum mau/sanggup/boleh ter(di)ungkap. Masalah agraria ini tak bisa dilepaskan dari tali-temali perkembangan kapitalisme global-lokal yang tidak sama antara satu tempat dengan tempat lainnya. Hal itu mencakup perluasan pasar tanah melalui formalisasi dan pembentukan hak milik tanah dan pengaturan transasksi tanah; deagrarianisasi dan urbanisasi yang membuat desa menjadi wilayah masa lampau; dipaksa masuknya tanah dan kekayaan alam dan penduduk pekerja laki-perempuan dalam sirkuit produksi makanan, enerji, dan barang dagangan lain, dan juga bentuk-bentuk baru pengkawasan konservasi alam, dalam skala yang tak terbayangkan sebelumnya; dan perjuangan akses, kontrol, dan komando atas tanah dan kekayaan alam yang sekaligus merupakan bagian dari upaya penataan kembali hubungan negara, warga negara, dan bisnis-bisnis raksasa.
Bagi para Agrarista, yakni mereka yang menjadi pengusung agenda Reforma Agraria, buku ini wajib dipelajari, termasuk untuk mendapatkan inspirasi. Saya sendiri menikmatinya sebagai suatu pertemuan intelektual yang amat mengasyikan, terutama untuk memikirkan batas-batas dan cara bagaimana para guru yang berumah di lembaga akademis dapat berkiprah dalam mengungkap dan menganalisa kenyataan hidup rakyat pedesaan, menyuarakan kritik, dan menyampaikan gagasan perubahan yang layak untuk ditempuh.
Noer Fauzi Rachman, Ph. D.
Aktivis-scholar Agraria
Tidak ada komentar:
Posting Komentar